Menguak Alasan di Balik Mahalnya Harga Obat Resep di Amerika Serikat

Di tengah kemajuan teknologi medis dan sistem layanan kesehatan yang canggih, Amerika Serikat justru menghadapi paradoks besar dalam hal aksesibilitas obat resep. Sebuah studi mengungkap bahwa harga obat resep di AS mencapai 2,78 kali lipat lebih mahal dibandingkan dengan harga di negara-negara maju lainnya, seperti Jerman, Inggris, Kanada, atau Australia. Fenomena ini menimbulkan pertanyaan penting: mengapa obat di AS begitu mahal?
Artikel ini akan mengupas secara deskriptif berbagai faktor yang menyebabkan tingginya harga obat resep di AS, sekaligus dampaknya terhadap masyarakat dan sistem kesehatan secara keseluruhan.
1. Tidak Ada Regulasi Harga Obat oleh Pemerintah
Salah satu perbedaan paling mencolok antara AS dan negara maju lainnya adalah tidaknya campur tangan pemerintah dalam menetapkan atau membatasi harga obat. Di banyak negara, pemerintah atau lembaga kesehatan nasional melakukan negosiasi langsung dengan produsen farmasi untuk menentukan harga maksimum yang bisa dibebankan kepada pasien atau sistem asuransi.
Sebaliknya, di AS, perusahaan farmasi bebas menetapkan harga sesuai keinginan mereka, tanpa ada batasan resmi. Akibatnya, harga obat bisa naik drastis, bahkan tanpa adanya peningkatan kualitas atau biaya produksi yang signifikan.
2. Sistem Asuransi Kesehatan yang Kompleks dan Terfragmentasi
Sistem asuransi kesehatan di AS sangat beragam—mulai dari asuransi swasta, Medicaid, Medicare, hingga program khusus lainnya. Ketidakterpaduan ini membuat proses negosiasi harga obat menjadi tidak efisien. Setiap perusahaan asuransi bernegosiasi sendiri dengan perusahaan farmasi, tanpa kekuatan kolektif seperti yang dimiliki sistem tunggal di negara lain.
Selain itu, perantara seperti Pharmacy Benefit Managers (PBM)—pihak yang mengelola manfaat obat dalam sistem asuransi—sering mendapat insentif dalam bentuk rebate atau potongan harga dari produsen obat. Ironisnya, sistem ini justru mendorong perusahaan farmasi untuk menaikkan harga awal obat agar bisa memberikan rebate yang besar, sehingga tetap menguntungkan semua pihak kecuali pasien.
3. Perlindungan Hak Paten yang Panjang
Perusahaan farmasi di AS mendapat perlindungan hak paten yang sangat kuat dan panjang. Selama periode paten, produsen obat memiliki hak eksklusif untuk menjual produk mereka tanpa persaingan dari obat generik. Akibatnya, harga tetap tinggi karena tidak ada kompetitor yang bisa menawarkan alternatif lebih murah.
Bahkan setelah paten berakhir, proses masuknya obat generik atau biosimilar ke pasar sering kali diperlambat oleh strategi hukum dari perusahaan farmasi, seperti mengajukan gugatan atau membuat perjanjian untuk menunda peluncuran obat generik.
4. Biaya Penelitian dan Pengembangan (R&D)
Perusahaan farmasi sering beralasan bahwa harga obat yang tinggi diperlukan untuk menutupi biaya riset dan pengembangan yang mahal dan berisiko tinggi. Memang benar bahwa pengembangan obat baru bisa memakan waktu bertahun-tahun dan dana miliaran dolar. Namun, banyak pengamat menyebut bahwa biaya R&D sering dijadikan pembenaran yang berlebihan, mengingat margin keuntungan perusahaan tetap sangat tinggi.
Lebih jauh lagi, sebagian besar riset dasar sebenarnya dibiayai oleh dana publik melalui lembaga seperti National Institutes of Health (NIH), sehingga argumen biaya R&D sepenuhnya ditanggung industri menjadi semakin dipertanyakan.
5. Kurangnya Transparansi Harga
Harga obat di AS juga dipengaruhi oleh kurangnya transparansi dalam sistem distribusi dan penetapan harga. Pasien sering kali tidak mengetahui harga asli obat yang mereka konsumsi karena sistem potongan, diskon, dan markup yang rumit. Hal ini menciptakan lingkungan yang tidak memungkinkan konsumen untuk membandingkan harga atau mencari alternatif yang lebih terjangkau.
6. Dampak Sosial dan Ekonomi
Harga obat yang tinggi memiliki dampak nyata terhadap masyarakat. Banyak pasien memilih untuk tidak menebus resep, mengurangi dosis secara mandiri, atau bahkan mengabaikan pengobatan sama sekali karena faktor biaya. Hal ini berpotensi memperburuk kondisi kesehatan dan meningkatkan beban sistem layanan kesehatan secara keseluruhan.
Selain itu, biaya obat yang tinggi memperbesar kesenjangan akses terhadap layanan kesehatan, terutama bagi masyarakat berpenghasilan rendah dan mereka yang tidak memiliki asuransi kesehatan yang memadai.
7. Menuju Sistem yang Lebih Adil
Masalah mahalnya harga obat resep di Amerika Serikat adalah masalah sistemik, yang melibatkan interaksi antara regulasi, industri farmasi, dan sistem asuransi. Beberapa upaya reformasi telah mulai dilakukan, seperti izin Medicare untuk menegosiasikan harga obat dalam program tertentu, tetapi masih banyak jalan panjang yang harus ditempuh.
Jika tidak ada perubahan signifikan dalam sistem ini, akses terhadap pengobatan yang terjangkau akan terus menjadi tantangan, meski Amerika memiliki salah satu sistem kesehatan paling canggih secara teknologi.