Kesehatan Perempuan Kurang Dilirik di CES — Apa yang Sebenarnya Terjadi?

Ajang Consumer Electronics Show (CES) dikenal sebagai panggung megah bagi inovasi teknologi terkini dari seluruh dunia. Dari mobil listrik otonom, perangkat AI rumah tangga, hingga gadget wearable yang memantau kondisi tubuh, CES selalu memukau publik dengan gebrakan teknologi masa depan. Namun di tengah gemerlapnya pameran teknologi tersebut, satu hal mencolok terasa absen — kesehatan perempuan.
Meskipun teknologi kesehatan (health tech) menjadi salah satu sektor yang terus berkembang, inovasi yang secara khusus berfokus pada kebutuhan biologis dan kesehatan perempuan (FemTech) masih sangat minim ditampilkan dalam pameran teknologi terbesar di dunia ini.
FemTech: Potensi Besar, Tapi Minim Panggung
FemTech — istilah yang digunakan untuk menggambarkan teknologi yang mendukung kesehatan perempuan, seperti alat pemantau menstruasi, kesuburan, kehamilan, menopause, hingga kesehatan payudara dan hormonal — telah menunjukkan potensi pasar yang besar. Namun ironisnya, produk-produk ini masih belum mendapat panggung yang seimbang di CES.
Padahal, laporan industri menunjukkan bahwa pasar FemTech global diprediksi bernilai miliaran dolar dalam beberapa tahun ke depan. Terlepas dari itu, jumlah produk FemTech yang dipamerkan di CES tetap jauh tertinggal dibanding teknologi lainnya, terutama bila dibandingkan dengan produk-produk kesehatan umum yang lebih netral gender atau yang berfokus pada kebutuhan pria.
Kesenjangan Representasi: Masalah yang Terus Berulang
Minimnya representasi kesehatan perempuan di CES bukan terjadi kali ini saja. Dalam beberapa tahun terakhir, isu ini telah menjadi sorotan komunitas teknologi dan kesehatan. Banyak pihak menilai bahwa hal ini mencerminkan ketimpangan struktural yang lebih dalam dalam dunia teknologi dan inovasi, di mana kebutuhan kesehatan perempuan sering kali dianggap sebagai “niche market” atau bahkan diabaikan sama sekali.
Beberapa inovator perempuan bahkan mengaku mengalami hambatan dalam proses seleksi untuk bisa tampil di CES, dengan dalih bahwa produk mereka dianggap “tidak cukup inovatif” atau “terlalu spesifik”. Padahal, banyak produk tersebut justru menjawab kebutuhan nyata yang selama ini luput dari perhatian industri mainstream.
Tantangan dan Stereotip yang Menghambat Perkembangan
Tidak sedikit pelaku FemTech yang menghadapi tantangan mendasar, mulai dari kurangnya investor yang paham potensi pasar kesehatan perempuan, hingga stereotip bahwa teknologi kesehatan perempuan hanya terbatas pada isu menstruasi atau kehamilan. Akibatnya, inovasi dalam area lain seperti kesehatan mental perempuan, deteksi dini kanker ovarium, dan perawatan menopause sering tidak mendapatkan cukup dukungan.
Seruan untuk Perubahan dan Inklusi Teknologi yang Lebih Adil
Minimnya keterwakilan FemTech di CES kembali menegaskan pentingnya revolusi kesadaran dalam dunia teknologi. Banyak pihak menyerukan agar penyelenggara pameran besar seperti CES mulai menyediakan ruang yang lebih adil dan inklusif untuk teknologi yang berfokus pada perempuan.
Lebih dari sekadar mewakili kepentingan satu gender, kesehatan perempuan adalah bagian integral dari kesehatan masyarakat secara keseluruhan. Jika inovasi terus didorong tanpa mempertimbangkan setengah dari populasi dunia, maka ketimpangan akses terhadap teknologi kesehatan akan terus berlanjut.
Kesimpulan: Waktunya FemTech Menjadi Arus Utama
Ajang seperti CES seharusnya menjadi katalisator perubahan, bukan cermin dari bias yang sudah lama ada. FemTech bukan sekadar tren sesaat, tetapi bagian penting dari kemajuan dunia kesehatan dan teknologi. Sudah saatnya para inovator, investor, dan penyelenggara event teknologi besar membuka mata dan memberi tempat yang layak bagi inovasi yang menjawab kebutuhan nyata perempuan di seluruh dunia.
Karena kesehatan perempuan bukan isu sampingan — ia adalah masa depan inovasi yang inklusif dan berkeadilan.