Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Search Topics

Krisis Autisme di Inggris: Ketimpangan Penilaian dan Dukungan Makin Terlihat

Krisis dalam sistem penilaian dan dukungan bagi individu dengan autisme di Inggris semakin mengemuka, seiring munculnya laporan-laporan yang menggambarkan betapa tidak meratanya akses terhadap layanan yang sangat dibutuhkan. Banyak keluarga dan individu dengan spektrum autisme kini menghadapi tantangan besar, mulai dari penundaan diagnosis hingga terbatasnya akses ke dukungan lanjutan yang memadai.

Penantian Diagnosis yang Kian Panjang

Salah satu isu utama yang disoroti dalam laporan terbaru adalah lamanya waktu yang dibutuhkan untuk mendapatkan penilaian autisme secara resmi. Di sejumlah wilayah, waktu tunggu untuk penilaian dapat mencapai lebih dari satu tahun—bahkan ada kasus yang mencapai dua hingga tiga tahun. Hal ini menyebabkan banyak anak, remaja, dan orang dewasa hidup dalam ketidakpastian, tanpa akses terhadap intervensi awal yang sangat penting untuk membantu mereka berkembang secara optimal.

Keterlambatan diagnosis tidak hanya berdampak pada individu, tetapi juga memberi tekanan berat pada keluarga. Orang tua sering merasa frustasi karena tidak dapat memberikan dukungan yang sesuai bagi anak mereka tanpa adanya diagnosis formal, yang biasanya menjadi syarat utama untuk mengakses layanan pendidikan tambahan atau bantuan sosial.

Ketimpangan Layanan antar Wilayah

Permasalahan ini semakin diperparah dengan ketimpangan akses antar wilayah. Layanan penilaian dan dukungan yang tersedia sangat bergantung pada lokasi geografis, yang menciptakan kesenjangan serius antara daerah perkotaan dan pedesaan. Beberapa daerah memiliki layanan spesialis yang lebih memadai, sementara daerah lain sangat kekurangan sumber daya dan tenaga profesional yang terlatih.

Situasi ini memunculkan apa yang disebut sebagai "postcode lottery"—dimana kualitas layanan yang diterima seseorang sangat ditentukan oleh kode pos tempat tinggal mereka, bukan oleh tingkat kebutuhan mereka.

Kurangnya Dukungan Pasca-Diagnosis

Meski diagnosis akhirnya didapatkan, banyak keluarga mengaku kecewa karena sistem dukungan pasca-diagnosis tidak berjalan efektif. Sering kali, setelah proses penilaian yang panjang dan melelahkan, mereka mendapati bahwa tidak ada jalur bantuan yang jelas atau sumber daya yang cukup untuk mendukung kehidupan sehari-hari individu dengan autisme. Layanan seperti terapi okupasi, pelatihan keterampilan sosial, dukungan pendidikan, dan konseling keluarga sering kali tidak tersedia atau memiliki daftar tunggu yang sangat panjang.

Dampak Sosial dan Psikologis

Krisis ini berdampak luas pada kesejahteraan sosial dan psikologis, baik bagi individu autistik maupun orang-orang terdekat mereka. Banyak yang mengalami kecemasan, depresi, isolasi sosial, hingga burnout karena merasa berjuang sendiri menghadapi sistem yang tidak responsif. Ketiadaan dukungan yang memadai juga meningkatkan risiko marginalisasi dan kesulitan dalam integrasi sosial maupun pendidikan.

Seruan untuk Reformasi Sistemik

Aktivis, organisasi nirlaba, dan komunitas autisme terus menyerukan perubahan sistemik. Mereka menuntut agar pemerintah mempercepat proses penilaian, memperluas kapasitas layanan, serta menyediakan jalur dukungan yang berkelanjutan dan inklusif. Pemerintah juga didesak untuk mengadopsi pendekatan yang lebih terintegrasi dan berpusat pada kebutuhan individu, bukan hanya memenuhi target administratif.

Selain itu, pelatihan yang lebih menyeluruh bagi tenaga pendidik, petugas kesehatan, dan masyarakat umum dianggap penting untuk menciptakan lingkungan yang lebih ramah autisme.