Penderita PCOS Lebih Rentan Alami Risiko Bunuh Diri, Ungkap Penelitian
Sindrom Ovarium Polikistik (Polycystic Ovary Syndrome/PCOS) dikenal luas sebagai gangguan hormon yang memengaruhi kesehatan reproduksi wanita. Namun, sebuah studi terbaru mengungkapkan sisi lain dari kondisi ini yang tak kalah serius: peningkatan risiko gangguan kesehatan mental, bahkan risiko bunuh diri, pada penderitanya.
Apa Itu PCOS?PCOS merupakan gangguan hormonal yang umum terjadi pada wanita usia subur. Kondisi ini ditandai dengan ketidakseimbangan hormon, menstruasi tidak teratur, kista kecil di ovarium, serta peningkatan hormon androgen (hormon laki-laki). Selain memengaruhi kesuburan, PCOS juga sering disertai dengan gejala fisik seperti jerawat berlebih, pertumbuhan rambut yang tidak normal, hingga kenaikan berat badan.
Namun dampaknya tidak hanya fisik — efek psikologis yang ditimbulkan PCOS ternyata juga cukup signifikan.
Studi Ungkap Risiko Bunuh Diri Lebih Tinggi pada Penderita PCOS
Dalam penelitian yang dipublikasikan oleh sejumlah jurnal kesehatan internasional, ditemukan bahwa wanita dengan PCOS memiliki kemungkinan lebih tinggi mengalami gangguan mental seperti depresi, kecemasan, hingga pikiran untuk mengakhiri hidup dibandingkan wanita yang tidak memiliki kondisi tersebut.
Faktor-faktor penyebab meningkatnya risiko ini antara lain:
- Ketidakseimbangan hormon yang dapat memengaruhi mood dan emosi.
- Stigma sosial dan tekanan psikologis akibat gejala fisik seperti jerawat parah, pertumbuhan rambut berlebihan, atau obesitas.
- Masalah kesuburan yang sering kali menimbulkan rasa cemas, stres, hingga krisis kepercayaan diri.
- Kualitas hidup yang menurun, baik secara sosial, emosional, maupun hubungan personal.
Beberapa penelitian mencatat bahwa tingkat depresi pada penderita PCOS bisa mencapai dua kali lipat lebih tinggi dibanding populasi umum. Bahkan, laporan kasus juga menunjukkan adanya peningkatan angka percobaan bunuh diri pada wanita yang berjuang dengan kondisi ini, terutama jika tidak mendapatkan dukungan mental yang memadai.
Kesehatan Mental Harus Jadi Perhatian Utama
Sayangnya, aspek kesehatan mental pada penderita PCOS sering kali terabaikan. Fokus pengobatan biasanya hanya diarahkan pada regulasi hormon atau kesuburan, padahal dampak psikologisnya bisa sama beratnya. Oleh karena itu, penting bagi tenaga medis dan keluarga untuk memberikan perhatian menyeluruh, termasuk dukungan emosional dan akses pada layanan psikologis.
Perlu Pendekatan Holistik dalam Penanganan PCOS
Penanganan PCOS tidak cukup hanya dengan terapi medis. Pendekatan holistik yang mencakup:
- Terapi hormonal dan gaya hidup sehat
- Konseling psikologis atau terapi perilaku kognitif (CBT)
- Dukungan sosial dan komunitas
- Peningkatan edukasi mengenai PCOS bagi pasien dan masyarakat
Semua ini menjadi bagian penting untuk membantu penderita menjalani hidup yang lebih sehat secara fisik dan mental.
