Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Search Topics

Marah Nggak Terkontrol? Mungkin Kamu Sedang Mengalami Tantrum Dewasa

Ketika mendengar kata "tantrum", pikiran kita biasanya langsung tertuju pada anak kecil yang menangis, berteriak, atau membanting mainan karena tidak mendapatkan apa yang diinginkannya. Tapi, tahukah kamu bahwa tantrum juga bisa terjadi pada orang dewasa? Ya, meski tubuh kita sudah dewasa, bukan berarti emosi kita selalu ikut dewasa.

Tanpa kita sadari, tantrum dewasa bisa muncul dalam bentuk ledakan emosi yang tidak proporsional terhadap situasi yang terjadi. Lalu, apa sebenarnya tantrum dewasa itu, dan bagaimana cara mengenalinya?

Apa Itu Tantrum Dewasa?

Tantrum dewasa adalah ledakan emosi yang intens dan tidak terkendali, biasanya dipicu oleh perasaan frustrasi, kecewa, atau tidak terpenuhinya keinginan. Meski tidak selalu ditunjukkan dengan tangisan atau teriakan seperti anak kecil, bentuknya bisa berupa marah-marah, menyalahkan orang lain, mendiamkan pasangan (silent treatment), atau bahkan menghindar dari tanggung jawab.

Tantrum dewasa sering kali muncul sebagai mekanisme pelampiasan, karena seseorang tidak mampu atau belum belajar cara mengelola emosinya dengan sehat.

Ciri-Ciri Tantrum Dewasa yang Sering Tidak Disadari

Berikut beberapa tanda bahwa seseorang (atau mungkin diri kita sendiri) sedang mengalami tantrum versi dewasa:

  • Mudah tersinggung atau meledak karena hal sepele.
  • Mengomel panjang lebar tanpa solusi yang jelas.
  • Mengungkit-ungkit kesalahan lama saat emosi memuncak.
  • Menyalahkan orang lain terus-menerus tanpa introspeksi.
  • Menutup diri atau memberikan silent treatment.
  • Menghindari masalah bukannya menyelesaikannya.
  • Bersikap manipulatif untuk mendapatkan apa yang diinginkan.

Kalau kamu merasa perilaku seperti itu sering terjadi, bisa jadi itu bukan hanya sekadar "sedang bad mood", tapi bentuk tantrum yang belum terselesaikan secara emosional.

Apa Penyebab Tantrum Dewasa?

Tantrum dewasa tidak muncul begitu saja. Beberapa faktor yang bisa memicunya antara lain:

  • Pengalaman masa kecil yang belum selesai atau luka batin.
  • Kurangnya kemampuan mengelola stres dan emosi.
  • Tuntutan hidup yang tinggi, tanpa ruang pelepasan emosi sehat.
  • Rasa tidak aman (insecurity) dan takut ditolak atau gagal.
  • Kebiasaan memendam perasaan terlalu lama.

Sering kali, tantrum dewasa muncul karena emosi tidak tersalurkan dengan tepat, atau tidak adanya keterampilan regulasi emosi yang cukup kuat.

Bagaimana Mengatasinya?

Tenang, tantrum dewasa bukan akhir dari segalanya. Ini bisa diatasi, asal kita mau menyadari dan belajar menanganinya dengan sehat. Berikut beberapa langkah yang bisa membantu:

  1. Sadari Pola Emosimu
    Latih diri untuk mengenali pemicu dan reaksi emosionalmu. Apa yang membuatmu mudah marah? Kapan kamu merasa paling lepas kontrol?

  2. Belajar Mengekspresikan Emosi Secara Sehat
    Emosi bukan untuk dipendam atau diledakkan, tapi untuk diolah. Cobalah menulis jurnal, bicara pada orang yang dipercaya, atau konsultasi ke profesional.

  3. Latih Teknik Relaksasi dan Mindfulness
    Tarik napas dalam-dalam, meditasi, atau ambil jeda sejenak saat emosi mulai memuncak. Ini sangat membantu mengendalikan reaksi impulsif.

  4. Perkuat Kemampuan Komunikasi Asertif
    Belajar mengungkapkan perasaan dengan cara yang jujur tapi tidak menyakiti orang lain bisa mencegah tantrum yang destruktif.

  5. Beri Ruang untuk Diri Sendiri
    Kamu tidak harus sempurna setiap saat. Beri ruang untuk lelah, istirahat, dan recharge mental.
     

Kesimpulan: Dewasa Bukan Berarti Selalu Terkontrol

Tantrum bukan hanya urusan anak-anak. Orang dewasa pun bisa mengalaminya—hanya bentuknya yang berbeda. Yang terpenting adalah kesadaran untuk mengenali dan memperbaiki diri, bukan menyalahkan keadaan atau orang lain.

Jadi, jika kamu merasa emosi sering tak terkendali, jangan buru-buru menyalahkan diri. Mungkin, itu tanda bahwa hatimu sedang butuh perhatian, bukan kemarahan. Dan perjalanan menuju dewasa emosional adalah langkah yang pantas kamu perjuangkan.