Seperti Kartel di Film Kriminal: Begini Operasi Rahasia Paper Mill dalam Dunia Ilmiah
Di dunia riset dan akademik, kredibilitas adalah segalanya. Artikel ilmiah menjadi fondasi pengetahuan baru, referensi untuk penelitian lanjutan, hingga penentu karier bagi dosen dan peneliti. Tapi tahukah Anda, di balik maraknya publikasi ilmiah, ada sisi gelap yang jarang disorot: "paper mill", atau pabrik artikel ilmiah palsu.
Bukan sekadar isu kecil, paper mill bekerja layaknya kartel dalam film-film kriminal—terstruktur, sistematis, dan diam-diam merusak integritas ilmiah secara global. Artikel-artikel hasil produksi mereka mungkin terlihat sah, lengkap dengan referensi, data, dan nama institusi. Namun, di balik itu, tersimpan skenario manipulatif yang mencemari dunia akademik.
1. Apa Itu Paper Mill?
Paper mill adalah layanan ilegal atau tidak etis yang menjual artikel ilmiah jadi kepada individu atau kelompok yang ingin mempublikasikan karya tanpa benar-benar melakukan penelitian. Layanan ini biasanya menawarkan:
- Penulisan artikel dari nol (ghostwriting)
- Penjualan nama sebagai co-author
- Jaminan publikasi di jurnal tertentu (bahkan yang terindeks Scopus/Web of Science)
- Manipulasi data atau pembuatan data fiktif
Layaknya industri bayangan, paper mill tak beroperasi terang-terangan, tapi tersebar luas dan sulit dilacak.
2. Bagaimana Cara Kerja Paper Mill?
Operasi paper mill sangat terorganisir. Berikut alur umum bagaimana mereka menjalankan bisnisnya:
1. Produksi Artikel Secara Massal
Tim penulis bayangan menyiapkan artikel ilmiah dengan berbagai topik, biasanya dengan kualitas standar atau bahkan konten fiktif. Artikel ini sering dibuat berdasarkan template yang diubah-ubah sedikit.
2. Pencatutan atau Penjualan Nama Penulis
Nama-nama penulis ditambahkan dengan sistem “jual slot”. Siapa pun bisa membayar agar namanya dicantumkan sebagai penulis atau co-author, bahkan jika ia tidak berkontribusi sama sekali pada penelitian tersebut.
3. Pencarian Jurnal Target
Paper mill bekerja sama dengan jurnal abal-abal, jurnal predator, atau kadang menyusup ke jurnal terindeks yang longgar dalam proses review.
4. Pemalsuan Peer-Review
Dalam beberapa kasus, mereka bahkan memalsukan proses peer-review dengan menggunakan identitas reviewer palsu atau bekerja sama dengan editor yang tidak etis.
5. Publikasi dan Distribusi
Setelah terbit, artikel disebarluaskan sebagai bukti "prestasi akademik" oleh pihak yang membeli nama dalam artikel tersebut. Tak jarang artikel ini digunakan untuk kenaikan pangkat, pengajuan beasiswa, atau penguatan CV ilmiah.
3. Mengapa Paper Mill Berbahaya?
Sama seperti kartel kriminal, paper mill merusak ekosistem dari dalam. Dampaknya antara lain:
- Merusak integritas akademik
- Menurunkan kepercayaan terhadap jurnal ilmiah
- Menghasilkan data fiktif yang menyesatkan penelitian lanjutan
- Menciptakan ketimpangan antara peneliti jujur dan peneliti oportunis
Parahnya lagi, artikel palsu dari paper mill bisa lolos ke jurnal bereputasi tinggi jika proses review kurang ketat. Ini membuat komunitas ilmiah menjadi lebih rentan terhadap penyebaran informasi yang tidak valid.
4. Siapa yang Terlibat?
Praktik paper mill tidak hanya melibatkan individu nakal, tapi juga bisa melibatkan:
- Agen penulis lepas (ghostwriter)
- Institusi bayangan
- Editor jurnal predator
- Peneliti oportunis yang ingin jalan pintas
Beberapa bahkan memiliki jaringan internasional dan sistem pembayaran profesional seperti bisnis resmi.
5. Bagaimana Mendeteksinya?
Beberapa tanda yang bisa mengindikasikan artikel hasil paper mill antara lain:
- Penulis berasal dari institusi yang tidak dikenal
- Artikel memiliki struktur yang terlalu seragam
- Data atau hasil eksperimen sulit diverifikasi
- Banyak artikel dengan pola penulisan serupa dalam waktu singkat dari penulis yang sama
- Nama penulis muncul dalam berbagai bidang berbeda tanpa latar belakang jelas
6. Apa yang Bisa Kita Lakukan?
Melawan paper mill membutuhkan kerja sama seluruh pihak: akademisi, institusi pendidikan, penerbit jurnal, dan pemerintah. Beberapa langkah yang bisa diambil:
- Perkuat sistem peer-review dan seleksi editorial
- Periksa riwayat publikasi penulis secara kritis
- Tingkatkan literasi ilmiah dan integritas akademik sejak dini
- Lakukan audit publikasi secara berkala di lingkungan akademik
- Laporkan jurnal atau artikel mencurigakan ke lembaga terkait
