Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Search Topics

Apakah Belajar Menjadi Beban? Kenali Studyholism dan Cara Mengatasinya

Sekolah merupakan tempat bagi anak-anak untuk memperoleh pendidikan formal dan mengembangkan karakter. Namun, kegiatan belajar terkadang dianggap sebagai beban atau tekanan dalam hidup. Selain itu, dalam dunia pendidikan, muncul istilah baru yaitu studyholism, sebuah kondisi klinis yang menggambarkan obsesi seseorang untuk belajar secara berlebihan. Kondisi ini memengaruhi satu dari setiap enam generasi muda dan dikaitkan dengan stres yang tinggi, kualitas hidup yang rendah, gangguan tidur, dan kinerja akademik yang buruk.


1. Apa Itu Studyholism?

Studyholism adalah kondisi di mana seseorang memiliki kecenderungan obsesif terhadap belajar hingga mengorbankan kesejahteraan fisik dan mentalnya. Istilah ini berasal dari kata "study" (belajar) dan "workaholism" (kecanduan kerja), yang menggambarkan pola belajar berlebihan tanpa batasan yang jelas.

Orang yang mengalami studyholism sering merasa bersalah atau cemas jika tidak belajar, meskipun sudah melampaui batas kemampuannya. Mereka juga cenderung sulit menikmati waktu luang karena merasa harus terus produktif.

2. Ciri-Ciri Studyholism

Berikut beberapa tanda seseorang mengalami studyholism:

  • Belajar secara berlebihan – Menghabiskan waktu belajar tanpa mengenal batas hingga mengorbankan kesehatan.
  • Merasa bersalah saat beristirahat – Waktu istirahat justru menimbulkan kecemasan dan rasa bersalah.
  • Mengabaikan kebutuhan dasar – Seperti kurang tidur, kurang makan, dan menghindari interaksi sosial.
  • Motivasi belajar didorong oleh kecemasan – Belajar bukan karena ingin memahami, tetapi lebih karena takut gagal.
  • Kesulitan dalam menikmati aktivitas lain – Semua kegiatan di luar belajar terasa tidak berarti.

3. Dampak Negatif Studyholism

Meskipun belajar adalah aktivitas positif, studyholism dapat membawa dampak buruk bagi kesehatan dan keseimbangan hidup, seperti:

  • Stres dan kecemasan berlebih
  • Burnout atau kelelahan mental
  • Gangguan tidur akibat belajar tanpa batas
  • Penurunan kualitas hubungan sosial
  • Risiko gangguan kesehatan fisik akibat pola hidup tidak seimbang

4. Cara Mengatasi Studyholism

Jika Anda atau orang di sekitar Anda mengalami studyholism, berikut beberapa langkah yang dapat dilakukan:

  • Tetapkan Batasan Waktu Belajar – Buat jadwal belajar yang jelas dan pastikan ada waktu untuk istirahat.
  • Gunakan Teknik Belajar Efektif – Seperti teknik Pomodoro yang mengatur waktu belajar dalam interval tertentu untuk menjaga konsentrasi.
  • Berikan Ruang untuk Relaksasi – Luangkan waktu untuk hobi, olahraga, dan aktivitas sosial.
  • Kelola Ekspektasi – Pahami bahwa hasil belajar tidak selalu sempurna dan kegagalan adalah bagian dari proses.
  • Cari Dukungan – Bicarakan masalah ini dengan teman, keluarga, atau bahkan profesional jika diperlukan.
  • Ubah Pola Pikir – Belajar harus menjadi proses yang menyenangkan dan bukan sekadar tuntutan.