Menafsirkan Public Relation: Wawasan dari Berbagai Perspektif Ahli
Dalam era komunikasi yang semakin dinamis, Public Relation (PR) atau hubungan masyarakat memegang peran penting dalam membangun citra, menjaga reputasi, serta menjembatani komunikasi antara organisasi dan publiknya. Namun, meski istilah ini sering digunakan dalam berbagai konteks, pemahaman mendalam tentang apa itu PR kerap kali masih rancu di masyarakat umum.
Untuk itu, penting untuk menafsirkan PR tidak hanya dari satu sisi, tetapi melalui beragam perspektif para ahli yang telah lama mengkaji dan mempraktikkan bidang ini secara profesional dan akademis.
Apa Itu Public Relation?
Secara umum, Public Relation dapat dipahami sebagai seni dan ilmu dalam membangun hubungan yang harmonis antara suatu organisasi dengan publiknya. Namun, tiap pakar memiliki cara pandang yang berbeda-beda dalam mendefinisikannya—berikut beberapa perspektif yang memberikan gambaran lebih luas:
1. Cutlip, Center & Broom
Dalam buku Effective Public Relations, mereka mendefinisikan PR sebagai:
"A management function that establishes and maintains mutually beneficial relationships between an organization and the publics on whom its success or failure depends."
Artinya, PR adalah fungsi manajemen yang menjalin hubungan saling menguntungkan antara organisasi dan publik yang memengaruhi keberhasilannya.
2. Jefkins
Frank Jefkins, seorang pakar PR terkemuka, menyatakan bahwa PR adalah:
"The planned and sustained effort to establish and maintain goodwill and mutual understanding between an organization and its publics."
PR menurut Jefkins bukan sekadar komunikasi biasa, melainkan sebuah upaya yang terencana dan berkelanjutan untuk membina pengertian yang baik antara organisasi dan publiknya.
3. Grunig & Hunt
Keduanya terkenal melalui teori Four Models of Public Relations, yang menggambarkan pendekatan PR dalam praktiknya:
- Press Agentry/Publicity
- Public Information
- Two-Way Asymmetrical Communication
- Two-Way Symmetrical Communication
Menurut mereka, model Two-Way Symmetrical dianggap sebagai praktik PR yang ideal, karena melibatkan dialog dua arah antara organisasi dan publik demi keseimbangan kepentingan.
4. IPRA (International Public Relations Association)
IPRA menyebut PR sebagai:
"A management function of a continuing and planned character through which public and private organizations and institutions seek to win and retain the understanding, sympathy, and support of those with whom they are or may be concerned."
Di sini, PR dipandang sebagai fungsi strategis yang berkelanjutan, bukan sekadar aktivitas komunikasi sesaat.
PR: Fungsi Strategis dalam Organisasi
Dari berbagai perspektif di atas, dapat disimpulkan bahwa PR tidak hanya berfungsi untuk mengatur hubungan baik dengan media atau membuat siaran pers. Lebih dari itu, PR merupakan fungsi manajerial strategis yang berperan dalam:
- Membangun dan menjaga reputasi organisasi
- Menjaga kepercayaan publik
- Mengelola krisis komunikasi
- Memberikan informasi yang transparan dan akurat
- Menumbuhkan citra positif organisasi
Dalam konteks modern, PR juga telah beradaptasi dengan perkembangan teknologi digital, termasuk media sosial, digital branding, dan komunikasi interaktif yang jauh lebih luas jangkauannya.
